MAUMERE, SUARA MATAHARI- Jaman kian maju, teknologi kian canggih. Namun masyarakat tak boleh lupa akan proses produksi musik yang terjadi dari masa ke masa. Kini produksi menggunakan kaset CD. Dahulu orang hanya menggunakan pita suara (kaset pita,red). Ini merupakan maju mundurnya perkembangan musik 2 jaman yang berbeda dan meninggalkan nilai-nilai pendidikan bagi masyarakat.
Banyak cerita-cerita indah di
balik pita suara. Pecinta musik, penyanyi atau pemain musik tentu memiliki gaya
atau keunikan tersendiri. Setiap orang memiliki cara unik untuk memproduksi
musik atau album lagu. Ada yang menceritakan tentang kondisi sosial kehidupan
masyarakat. Ada pula yang mengangkat potensi-potensi wisata daerah.
Album perdana
Kelimutu melalui kaset pita, laris di pasar. Album ini sangat popular karena
mengundang simpati masyarakat NTT bahkan Indonesia melalui lagu yang
menceritakan tentang keindahan Danau Kelimutu. Produser memproduksi album ini dengan
55 ribu copy (kaset,red) dan laris terjual saat itu.
Setiap pesta
dan acara apapun album lagu kelimutu selalu diputar. Bahkan sampai saat ini pun
masih terdengar lantunan lagu kelimutu” kata Boby Tunya di Kota Maumere.
Mengakhiri
pendidikan pada salah satu SMP di Ende, Boby melanjutkan pendidikan di STM Negeri Kupang.
Melalui bantuan toko kaset Karang Jaya album kelimutu 2, 3 dan 4 diproduksi.
Proses rekaman berlangsung di studio Radio Pemerintah Daerah (RPD) Kupang.
Sejak kelas II STM
hingga masuk Fakultas Teknik Sipil di Kampus Unika Kupang, ia ikut rekaman di
Surabaya melalui Studio Nirwana Record. Karang Jaya dan Duta Musik Kupang
menjadi sahabat setia yang mendampinginya saat rekaman di Surabaya. Selain di
Surabaya, dia pun pernah ikut rekaman di Jakarta melalui Bilbord Record. (Admin).