Pernikahan Lintas Negara

SUARAMATAHARI-Sepasang kekasih ini berjanji di depan Altar di sebuah Kapela di kaki Gunung Iligai. Mereka adalah Herry dan Cristina yang bertemu di perantauan dan menikah di daera yang hijau nan sejuk di kaki Gunung Iligai.

Di gereja Katolik, di depan Altar, disaksikan pasangan saksi nikah mereka berjanji seia sekata, sehidup semati hingga dunia memanggil pulang.

Herry, pria ganteng kelahiran Iligai yang kini bekerja sebagai seorang guru bahasa inggris, pahlawan tanpa tanda jasa. Sedangkan, Cristina, perempuan cantik kelahiran Hongkong adalah seorang pramugari maskapai Katale Rute Hongkong-Indonesia.

Tak seperti pernikahan pasangan lainnya. Acara Pernikahan pasangan ini berlangsung sederhana, tapi meninggalkan cerita kekeluargaan yang sangat dalam. Cerita bahagia ini mengundang rasa simpati banyak pasang mata. Mereka pun terharu mengingat begitu sederhananya pernikahan lintas negara ini.

Pastor yang memimpin misa memberi pesan bahwa banyak pasangan menikah lalu cerai dalam beberapa tahun. Jadilah pasangan yang tangguh menghadapi dinamika hidup dalam keluarga. Bahwa membangun keluarga yang harmonis, bahagia dan sejahtera tak selamanya mulus.

"Pasangan ini mengungkap sejarah di desa ini. Saya berharap agar kalian tangguh menghadapi dinamika hidup hingga ajal menjemput. Penuhilah bumi ini seperti bintang di langit dan pasir di laut" harap sang pastor. (Admin).
Share:

Pemerintah Harus Ambil Sikap

Ir. Oswaldus
SUARA MATAHARI-Terhadap persoalan WNA asal Indian, Anggota DPR Propinsi NTT, Ir, Oswaldus ketika dimintai keterangannya mengatakan para investor yang beroperasi di Kabupaten Sikka wajib dilindungi hukum. Pemerintah pun wajib melindungi keberadaan mereka. 

Nah, jika mereka sudah lama berada di Maumere, pertanyaannya di manakah pemerintah selama ini? Kalau mereka salah seharusnya kita tegur sejak awal. Jika kemudian terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan maka disitulah kita hadir untuk membantu mereka.

Lanjut Oswaldus, kalau ketiga warga tersebut telah mengantongi sekian persyaratan untuk datang membuka usaha di Indonesia khususnya di Maumere maka kita wajib menghargai hak mereka sesuai dengan aturan perudangan yang berlaku di Indonesia. Pihak imigrasi tidak serta merta menahan mereka dengan alasan yang tidak tepat lalu memeras mereka. Itu sebuah contoh yang tidak menghargai para investor.

“Kita harus menghargai mereka selagi mereka memberi kontribusi untuk kita. Pemerintah sebagai Negara harus menciptakan rasa aman dan nyaman kepada semua investor” tegas Oswaldus.

Dia menekan bahwa, diantara sesama pengusa harus bersaing positif untuk sebuah kebersamaan dalam menciptakan pembangunan yang maju. Kita tidak boleh menciptakan polemik yang merugikan para pengusaha lainnya. Jika itu terjadi maka timbulah gejolak pertengkaran harga bahan baku yang kemudian masyarakat jadi korbannya. Untuk pihak kepolisian, mari kita mengungkapkan fakta, jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak. (Admin/Suara Flores Edisi 53). 
Share:

"LAIN NEGARA LAIN HUKUMNYA"

Peter Damian
SUARA MATAHARI, Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Lain Negara lain juga hukumnya. Pepatah ini tepat sekali dialamatkan kepada tiga warga asal india yang sudah 10 tahun bekerja di Indonesia. 

Peter Damian, Benyamin dan Aloysius WNA asal Indonesia yang menjalankan usaha pembelian biji mente di Maumere. Mereka menyebut diperlakukan tidak adik di Indonesia oleh pihak aparat Sikka, Flores, NTT. Pasalnya, mereka ditahan oleh pihak Imigrasi Maumere Kabupaten Sikka dengan alasanya tidak memiliki surat-surat lengkap. Nyatanya mereka mengaku kantongi surat-surat lengkap sejak berada di Indonesia. Peter Damian mengatakan apalah artinya hukum di Indonesia sehingga ini sulit diproses. 

“Kami berharap kasus ini harus diproses sesuai hukum di Indonesia dengan memanggil periksa Kepala Imigrasi Maumere dan ditetapkan tersangka. Kepala Imigrasi Maumerelah yang memerintahkan anak buahnya agar kami ditahan lalu meminta uang 20 juta. Hal ini sudah jelas dalam surat rekomendasinya. Apa yang kurang sehingga pihak kepolisian tidak memanggil periksa dan menetapkan tersangka. Jika tidak maka ini menjadi pertanyaan besar terhadap kinerja pihak aparat” kata Peter Damian yang ditemui Suara Flores di Kota Maumere, Januari 2012 lalu.

Peter mengatakan penegak hukum harus berani mengatakan benar ya benar, salah ya salah. Tidak boleh memilah-milahkan kasus atau membuat bertele-tele. “Kami sangat kwatir dengan proses penyelesaaiannya. Jika tidak ditetapkan sebagai tersangka maka Kepala Imigrasi Maumere sedapat mungkin minta pindah dan kasusnya selesai. Apakah itu hukum yang benar. Kami berharap kepada aparat agar segera tetapkan tersangka setelah dipanggil periksa sehingga oknum tersebut tidak berkeliaran" harap Peter.

Itukah hukum Indonesia? Lain hal dengan hukum di India. Sekali dipublikasikan media, oknum yang bersangkutan langsung dinon-jobkan dan diproses hukum. Jika kemudian terbukti bersalah maka dipecat. Jika tidak maka kembali bekerja.

Dia menambahkan, agar tidak ada dugaan dari masyarakat bahwa ada kerjasama antara aparat dan Imigrasi Maumere bersama oknum-oknum tertentu. Menurutnya, ini sebuah kasus titipan yang terjadi di Kabupaten Sikka. 

“Di mana letak kesalahan kami. Mengapa sekarang baru ditegur. Kami berada di Indonesia sudah 10 tahun lalu. Jika kami salah seharusnya polisi tunjukan kesalahan kami. Sejauh ini kami tunjukan surat-surat kepada pihak kepolisian, tidak ada yang kurang. Apa yang mau dicari polisi” ungkap Peter Damian.

Peter menekankan, kasus ini sudah terlalu jauh diusut. Pihaknya sudah laporkan sampai ke polda NTT bahkan Mabes Polri. Tapi koq tidak ada perkembangan. Kalau ada kesalahan kan seharusnya kami sudah dipenjara. Kami diperas, tapi koq pihak kepolisian masih pikir panjang untuk memenjarakan Kepala Imigrasi. Apakah Kepala Imigrasi Kabupaten Sikka kebal hukum atau ada apa?. Kita sama warga Indonesia yang memiliki hak mendapat keadilan dan perlindungan oleh hukum.(Admin/Suara Flores Edisi 53).
Share:

Pages

Generasi Muda

Generasi Muda

Bunda Segala Bangsa Nilo. Salah satu lokasi shooting film tiga dara

Bunda Segala Bangsa Nilo. Salah satu lokasi shooting film tiga dara

KRISTUS RAJA

KRISTUS RAJA