SUARA MATAHARI, Bagi anda warga masyarakat Kabupaten
Sikka Flores Nusa Tenggara Timur (NTT) tentu tahu istilah yang satu ini. “Wa’in
Nulu, Ga Nulu” merupakan istilah yang melekat bagi keluarga di Kabupaten Sikka.
Istilah ini hanya berlaku bagi orang-orang yang lahir kaki terlebih dahulu atau tidak berlaku bagi yang lahir kepala duluan.
Mereka harus dihargai atau diberi makan terlebi dahulu dalam setiap moment pesta atau acara adat serta acara keluarga lainnya. Boleh dibilang mereka ini “seakan
raja” karena harus diberi makan terlebih dahulu sebelum semua orang yang ada di tempat
acara/pesta diberi makan.
Kebiasaan ini diyakini orang Maumere. Segala jenis makanan yang disiapkan akan cepat
habis ("tanpa dimakan") jika mereka tidak diberi makan duluan. Seperti perempuan cilik asal
salah satu desa di Kabupaten Sikka ini.
Cintya adalah gadis SD yang menjadi bagian dari istilah “Wa’in Nulu, Ga Nulu” ini. Dalam kesempatan acara di salah satu keluarga, Cintya disiapkan makanan terlebih dahulu dan secara khusus. Apa pun jenis makanan atau daging harus dimakan Cintya terlebih dahulu.
Cintya pernah membuat pusing penyelenggara pesta. Saat itu Cintya sedang bermain di luar rumah. Tepat pukul 12:30 wita orang-orang hendak makan siang bersama, namun Cintya belum pulang rumah. Semua mencarinya, menunggu hingga Cintya pulang agar semua dapat makan bersama.
Cintya adalah gadis SD yang menjadi bagian dari istilah “Wa’in Nulu, Ga Nulu” ini. Dalam kesempatan acara di salah satu keluarga, Cintya disiapkan makanan terlebih dahulu dan secara khusus. Apa pun jenis makanan atau daging harus dimakan Cintya terlebih dahulu.
Cintya pernah membuat pusing penyelenggara pesta. Saat itu Cintya sedang bermain di luar rumah. Tepat pukul 12:30 wita orang-orang hendak makan siang bersama, namun Cintya belum pulang rumah. Semua mencarinya, menunggu hingga Cintya pulang agar semua dapat makan bersama.
No comments:
Post a Comment