SUARA MATAHARI-Selamat siang Sahabat pembaca blog Suara Matahari. Kali ini Admin posting sebuah cerita fakta yang dialami seorang bayi. Cerita ini sudah dipublikasikan beberapa bulan lalu oleh beberapa media di NTT. Mengenang kisah sedih hidup sang bayi ini, admin hendak menyimpan dalam blog pribadi. Kiranya selalu kita doakan kehidupannya. Berikut kondisi sang Bayi bernama Ovyn.
Kondisi ini dialami bayi
laki-laki di Kota Maumere Kabupaten Sikka. Sebut saja Pirfandy Ovyn, anak
pertama dari Afridus Nirang (35) dan Istri Yuventa Almida (38), yang hidup di
Kelurahan Madawat Kota Maumere. Sejak lahir ia tak mendapat asupan gizi melalui
Air Susu Ibu (ASI). Dia hanya dibantu susu formula merek Lagtogen sesuai saran
petugas kesehatan.
Mengkonsumsi susu formula merek
lagtogen selama dua bulan rupanya tak mendukung pertumbuhannya. Sang bayi
mengalami susah buang air besar sehingga orang tua menggantinya dengan susu
formula merek SGM. Hingga berulang tahun pertama pada 07 Oktober 2015 lalu
berat badannya baru mencapai 5,6 kg.
Ayah Ovyn berprofesi sebagai
seorang tukang ojek. Penghasilan pas-pas saja. Dia membangun keluarga
dengan Yuventa Almida, seorang ibu rumah
tangga beberapa tahun lalu. Mereka ber-3 tinggal di gubuk sederhana dengan
ekonomi serba sederhana. Begitu pun kondisi kesehatan mereka terlihat “serba
murah” dan masih jauh dari kesehatan yang normal.
Ovyn, anak pertama keluarga kecil
sederhana ini lahir normal dibantu seorang bidan di Polindes Kabor Kelurahan
Kabor Kota Maumere dengan berat badan (BB) 2,6 kg. Kesehatan sejak lahir hingga
berumur 1 bulan tergolong baik. Bulan pertama diberi imunisasi di polindes Kelurahan
Madawat. Pada bulan pertama ini ia tak ke posyandu untuk timbang badan karena
sang ibu mengalami sakit pada mata dan tangan (bengkak besar).
Penderitaan keluarga kecil ini
nampak semakin berat ketika buah kasih mereka pun mengalami bengkak di kepala
sejenis bisul besar. Bisul-bisul kecil lainnya harus menyerang seluruh badan Ovyn.
Syukur penderitaan ini, dapat disembuhkan orang tua secara tradisional yaitu
menggunakan nana damar dan dibantu dengan obat medis yang diperoleh di apotik. Ovyn
bersama sang ibu akhirnya sembuh dari sakit ini.
Pada bulan Desember 2014 (umur 2
bulan) BBnya naik ke 3,7. Masuk bulan ke-3 BB nya naik menjadi 4,3 kg. Berat
badan yang tergolong sehat bagi seorang bayi.
Beberapa waktu berselang, pasca
sembuh dari sakit bisul, suhu tubuh Ovyn mengalami panas atau demam. Orang tua
langsung mendatangi tempat prakterk dr. Mario untuk berobat. Bermodalkan hasil ojekan,
mereka mampu membayar biaya perawatan dan obat sebesar Rp 280 ribu rupiah ke
Dokter Mario. Sayang, tak ada perubahaan sakitnya. Mereka kemudian mengantarnya
ke Puskesmas Kopeta Perumnas, ke Dokter Margono, Bidan Nona dan Bidan Siska. Lagi-lagi,
sakit demam yang diderita Ovyn tak kunjung sembuh.
Petugas menyarakankan agar sang
bayi ini dirawat di rumah sakit. Orang tua kemudian kembali mendatangi
Puskesmas terdekat lalu rujuk ke rumah sakit T.C. Hillers Maumere. Saat itu, Ovyn
berumur 7 bulan dengan BB baru 4,5 kg. Perjuangan ekstra keras dari orang tua
selama 3 bulan untuk menjauhkan penderitaan tersebut belum berhasil.
Ovyn kemudian dirawat di ruang
Melati rumah sakit selama 39 hari. Bantuan pihak rumah sakit rupanya tak
menyembuhkan secara total karena hingga keluar rumah sakit pada umur 8 bulan,
BB sang bayi hanya naik 2 ons yaitu 4,7 kg. Iya, dia hanya sembuh dari demam
dan sakit paru-paru yang dideritanya menurut pihak dokter.
Sejak itu, orang tua tak lagi
membawahnya ke para dokter atau para bidan yang pernah didatangi. Kalau sakit, mereka
hanya membeli obat di apotik terdekat di Kota Maumere atau bantuan non medis
lainnya. Alasannya karena mereka tak mampu membayar semua biaya dan Ovyn bukan
peserta BPJS. (Admin/MK).
No comments:
Post a Comment