SUARA MATAHARI- Prifandy Ovin,
bayi malang yang berumur 1 tahun 3 bulan telah mengakhiri hidupnya. Dia
dipanggil Yang Maha Kuasa pada Kamis/21/01/2016 pagi di Rumah Sakit T.C Hillers Maumere Kabupaten
Sikka. Nafasnya putus dengan berat badan 5,4 kg. Ketika itu demam tinggi
kembali dan sakit diare menyerangnya.
Ovin, anak
pertama dari pasangan Alfridus Nirang dan Yuventa Almida menderita sakit demam
selama kurang lebih 1 tahun. Perjuangan orang tua selama itu sia-sia saja. Kini
dia tak lagi dibawa ke mana-mana oleh orang tua untuk penyembuhan penyakitnya.
Ovin tidak lagi ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, para dokter dan para
dukun. Dia tidur untuk selamanya. Dia tak bangun lagi untuk meminta susu
formula yang dibeli ayahnya dari hasil ojek.
Kepergian Ovin
seakan pasra pada Tuhan. Seakan dia tak mau membuat orang tua atau orang yang
merawatnya terus keluh. Dia ingin tenang bersama Tuhan. Dia tak membuat yang
hidup terus “sibuk” karena penyakit yang setia menemaninya sampai liang lahat.
Sakit yang
diderita Ovin selama kurang lebih 1 tahun itu seakan “misterius”. Dokter
menyebut dia menderita infeksi paru-paru tapi sudah disembuhkan. Namun sakit
panas tinggi yang menyelimut tubuhnya seakan menjadi “teman akrab”. Sakit itu
selalu setia hadir dalam hidupnya. Sedih dan kasihan bagi orang yang pernah melihat
dan menjenguknya atau bercerita dengannya.
Pada Natal
Desember 2015, media ini mendatangi kediamannya. Orang tua menerangkan bahwa
sakit yang diderita Ovin sudah kembali pulih.
“Ovin sudah
rajin minum susu. Sudah lebih kuat dari sebelumnya. Berat badannya sudah naik”
kata ibu kandung yang sedang memangku Ovin.
Kini Ovin terbaring
lelap. Tak lagi menangis. Tak lagi Memanggil ayah dan ibunya. Dia sedang
disemayamkan di rumah keluarga, Lingkungan Misir Barat, Kelurahan Madawat,
Kecamatan Alok Kota Maumere. Dan kini menunggu jadwal pemakaman yang ditentukan
keluarga.
Sebelumnya pada
Oktober 2015, media ini memberitakan bahwa seorang bayi malang sedang mengalami
penderitaan panjang. Usianya sudah 1 tahun pada 7 Oktober 201 namun berat
badannya hanya 5,6 kg. Sejak lahir ia tak mendapat asupan gizi melalui ASI. Dia
hanya dibantu susu formula merek lactogen.
Ada puluhan
dokter telah didatangi orang tuanya untuk penyembuhan penyakitnya. Di Posyandu,
di Puskesmas, Lab, tempat praktek para dokter dan juga rumah sakit. Semua telah
dilalui orang tua dari kota ke desa namun penyakit tak kunjung sembuh. Suhu
tubuh yang panas tinggi selalu menggerogotinya. Tubuhnya lemas tak berdaya. (Admin/MK).
No comments:
Post a Comment