Selain dari pengajar dan orang tua murid, para ahli pendidikan
pun menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada penelitian yang bisa menjelaskan
kaitan keduanya. Penggunaan computer bagi anak sebenarnya belum menjadi alasan
ilmiah dalam mendidik anak.
“Penggunaan komputer di ruang kelas sebenarnya tidak ada
alasan ilmiahnya. Sampai saat ini toh belum ada penelitian yang membuktikan
bahwa keterampilan menggunakan komputer akan berpengaruh pada nilai tes atau
prestasi mereka.”
Nah, apakah belajar hitungan pecahan dengan memotong apel atau
merajut jauh lebih baik? Bagi Waldorf, pertanyaan ini sulit dibuktikan. Sebagai
sekolah swasta, Waldorf tak berpedoman pada tes-tes dasar yang serupa dengan
sekolah-sekolah lain. Mereka pun memang mengakui bahwa murid-muridnya tak akan
dapat nilai setinggi anak-anak sekolah negeri jika diminta mengerjakan
soal-soal tes umum. Bukan karena mereka bodoh, namun karena murid-murid Waldorf
memang tak dijejali teori-teori matematika dasar sesuai kurikulum.
Namun, ketika diminta membuktikan efektivitas pendidikan di
Waldorf,Association of Waldorf School di Amerika Utara menayangkan hasil
penelitian yang tak main-main. Terdapat 94% siswa lulusan SMAWaldorf di Amerika
Serikat di antara tahun 1994 sampai 2004 berhasil masuk di berbagai jurusan di
kampus-kampus bergengsi seperti Oberlin, Berkeley, dan Vassar.”
Selain faktor minimnya teknologi, kualitas pengajar yang baik
di Waldorf juga dinilai berpengaruh pada keberhasilan sekolah tersebut mengirim
anak-anaknya ke universitas-universitas bergengsi di Amerika. Waldorf memang
tak sembarangan dalam memilih guru. Selain berpendidikan tinggi, mereka harus memiliki
jam terbang yang mumpuni. Wajar saja jika Waldorf kemudian berhasil
mengembangkan anak didik mereka menjadi hebat dan berprestasi.
Kualitas inilah yang kemudian membuat paraorangtua percaya
pada metode pengajaran Waldorf. Salah satu orangtua tersebut adalahPierre
Laurent (50), pendiri startup yang sebelumnya bekerja di Intel dan
Microsoft. Bahkan saking terkesannya dengan metode Waldorf, Monica Laurent,
istri Pierre, bergabung menjadi guru di sekolah inisejak tahun 2006.
(hipwee.com).
No comments:
Post a Comment