MAUMERE-Hai pembaca blog
Suara Matahari, kita semua yang membaca tulisan ini tentu tahu apa itu ASI. ASI
merupakan singkatan dari “Air Susu Ibu”. Iya, kita semua hidup dari ASI, tak
satupun manusia yang tak dapat hidup tanpa ASI kecuali ibu kandungnya sakit berat
atau meninggal dunia sesudah bersalin.
Judul coretan
lepas ini tentu sangat menarik. Fakta cerita yang dialami oleh semua wanita
yang bersuami, hamil dan memiliki anak. Fakta ini dialami seorang ibu di sebuah
desa di Kabupaten Sikka dan diceritakan oleh tetangganya. Dari cerita lepas itu
dia menyimpulkan bahwa ternya “Soal ASI,
Binatang Lebih Bijak Dari Manusia”.
Sebelum dia
menceritakan secara detail, dia minta maaf berulang kali kepada saya. “Pak
sebelumnya saya minta maaf kalau cerita saya ini mengganggu pikiran dan
pengetahuan bapak. Saya minta maaf kalau ini menyakitkan sekali. Sampaikan
permohonan maafku kepada seluruh manusia yang dikenal terkhusus seluruh wanita
peduli Hak Anak” ungkapnya dengan raut wajah memohon.
Ceritanya begini,
seorang ibu petani desa, Dia berpendidikan dan memiliki pekerjaan yang
berpenghasilan baik. Anak ke-2 mereka akan datang. Segala persiapan telah
dilakukan untuk menjemput ciptaan Tuhan ini. Orang tua kandung datang dari kota
menyerahkan botol-botol susu dalam jumlah banyak.
Pertengkaran
muncul ketika sang suami melihat banyak botol-botol itu. “Untuk apa ini. Anak
belum datang kok sudah disiapkan botol. Lalu ASI-nya mau dibawa ke mana” tanya
sang suami berwajah sangat marah.
Pertengkaran yang
berlangsung cukup lama membuat warga di desa itu datang menyaksikan dari luar
rumah. Mencekam dan menegangkan. Ibu itu nyaris diusir karena dinilai telah bersekongkol
untuk tidak memberi ASI kepada anak tersebut.
“Pak saya rasa
aneh kalau melihat seorang ibu yang baru melahirkan tapi tidak memberi ASI
kepada anaknya. Saya kasihan anak itu. Padahal ibu sudah disiapkan gratis oleh
Tuhan dua buah dada sebagai gudang ASI untuk anak-anaknya. Orang tua semacam
itu adalah orang tua yang jahat dan tidak peduli dengan hak dasar anak-anaknya”
tegasnya perempuan desa ini serius.
Baginya, manusia
memang berakal budi, tapi kadang sekelompok manusia yang datang dari kota
seakan lebih rendah dari binantang. Soal ASI ini, kalau dibuat perbandingan
maka boleh dibilang “Binatang lebih bijak dari manusia”.
Setelah
melahirkan binatang tidak pakai dot atau botol susu. Binatang tahu akan hak-hak
dasar anak-anaknya yang baru dilahirkan. Binatang memberi ASI 24 jam kepada
puluhan anaknya tanpa kenal lelah. Lalu bagaimana dengan manusia yang memiliki
akal budi tapi memberi susu dot alias susu formula kepada anaknya?
Dari cerita ini,
Admin menyimpulkan bahwa manusia dan binatang sama-sama makluk hidup tapi tidak
sama karena manusia memiliki akal budi sedangkan hewan tidak. Cerita ini
menarik karena faktanya manusia sering lalai dalam memenuhi hak anak. Dot atau susu formula memang disarankan untuk
sang bayi namun harus diawali dengn ASI yang cukup.
No comments:
Post a Comment