Semut, Motivasi Kehidupan


SUARA MATAHARI,-Semut tidak pernah berhenti. Ini adalah filosofi yang baik. Jika mereka sedang menuju ke suatu tempat dan kita mencoba untuk menghentikan mereka, mereka akan mencari cara lain. Mereka akan memanjat. Mungkin mereka akan menerobos lewat bawah. Atau mereka akan memanjat di sekitarnya. Yang jelas, mereka akan terus mencari cara lain. Filosofi ini mengajarkan kepada kita agar tidak pernah berhenti mencari cara untuk mencapai tujuan.

semut berpikir musim dingin sepanjang musim panas. Ini adalah perspektif penting. Kita tidak bisa begitu naif untuk berpikir musim panas akan berlangsung selamanya. Jadi, semut mengumpulkan makanan untuk musim dingin mereka saat musim panas. Sebuah kisah kuno mengatakan, “Jangan membangun rumah di atas pasir saat musim panas.” Mengapa? Karena penting bagi kita untuk berpikir ke masa depan. Saat musim panas, kita harus memikirkan soal badai. Kita harus berpikir soal batu saat menikmati pasir dan matahari.

semut berpikir musim panas sepanjang musim dingin. Ini juga sangat penting. Selama musim dingin, semut mengingatkan diri mereka sendiri, “ini tidak akan berlangsung lama; kita akan segera keluar dari sini.” Dan pada hari hangat yang pertama, semut keluar. Jika ternyata dingin lagi, mereka akan masuk ke sarang mereka lagi, tapi kemudian mereka keluar lagi saat hari hangat pertama. Mereka tidak bisa menunggu untuk keluar dari sarang mereka.

Berapa banyak persediaan makanan yang akan dikumpulkan oleh mereka selama musim panas untuk persiapan di musim dinign? Semua yang mereka bisa. Filosofi yang luar biasa: “Semua yang mungkin kau bisa”. (dinasuciwahyuni).

Share:

Bersyukurlah Sahabatku...



Selamat malam Sahabatku sekalian. Kiranya malam ini kita semua dapat beristirahat dengan damai.

Sesungguhnya setiap malam itu sama saja. Suasana gelap di luar rumah dan terang di dalam rumah. Iya beberapa ruangan gelap juga. Hemat energi listrik.

Setiap malam memang sama gelapnya, namun sesungguhnya dalam kegelapan malam, kita dapat tidur dengan nyaman dan damai hingga Matahari menjemput, apabila kita selalu sandarkan harapan pada Dia. 

Kesibukan dalam pekerjaan maupun profesi tidak boleh menjadi halangan bagi kita untuk mengucap syukur dan memohon perlindungan agar kita boleh kembali menghirup udara segar di hari yang terang setiap pagi. 

Anda sibuk, lalu Anda lupa Dia? Itu sungguh terlalu. Kenapa terlalu? Anda keterlaluan karena Anda tak tahu diri, bahwa Anda masih bernapas hingga malam gelap ini karena Beliau. 

Anda beralasan sibuk? Sibuk apa? Sibuk cari uang yang halal untuk kebutuhan hidup atau sibuk merampok untuk hidupmu? 

Paham dan mengertilah bahwa Anda tak akan membaca pesan ini jika tak ada Dia. Pasti Anda tidak dapat membacanya dengan baik bahkan tidak dapat membaca sama sekali. 

Bukan karena setiap malam itu gelap. Karena dalam gelappun Anda pasti dapat membacanya jika Anda besama Dia. Anda percaya bahwa Dia adalah terang dalam kegelapan?

Tidak nyakin juga? Sebaiknya Anda mulai bersyukur dan meminta perlindungannya.

Artinya bahwa jangan meninggalkan Dia sesibuk apapun Anda. Pastikan dan sempatkan waktu berapapun lamanya untuk sms, telepon, WA, BBM atau berkomunikasi dengan Beliau. 

Komunikasi dengan beliau itu kan tidak seperti Anda berkomunikasi dengan setiap orang disetiap hari yang membutuhkan biaya. Sms bayar, telepon bayar, WA bayar, BBM bayar, tulis status pun bayar. Istri, anak, pacar, orang tua dan semua orang termasuk berkomunikasi kepada presiden pun bayar. Perampok apalagi. Ini semua status sosial, semua makluk ciptaan-Nya yang berakal budi sehat pasti bayar. 

Beda dan pasti gratis kalau berkomunikasi dengan Beliau. Anda tidak perlu keluar uang yang banyak. Beli pulsa, pulsa data. Cukup siapkan diri sebelum tidur dan cerita dengan-Nya. 

"Father, terima kasih atas rezeki hari ini. Beta sehat-sehat saja ini. Sekarang beta mo tidur, jaga beta ee. Semoga besok beta bangun dan menikmati lembutnya sinar Matahari di puncak gunung sana. Hanya begitu saja Anda tidak lakukan? Roma Irama bilang Sungguh Terlalu...

Kalau Anda bilang sibuk, coba dipikirkan kembali ya. Seharian kerja hanya begitu-begiu saja. Bangun pagi (kalau sudah berkeluarga) ya urus anak-anak makan, mandi dan ke sekolah. Kalau Anda sibuk sekali Anda cari pembantu to untuk jaga anak-anak (Tidak memperbudak). Setelah itu, Anda juga siap mandi dan antar anak ke sekolah sekalian pergi kerja.

Saat berada di kantor dan melaksanakan tugas, Ada yang kerja sampai sore, ada yang main-main saja. Contohnya main game kartu di jam kerja. Ada yang kerja setengah hati saja. Ada yang kerja sampai jam kerja selesai baru pulang, ada yang pulang jam 10 pagi. Lapor di bos bilang anak sakit, padahal pergi selingkuh. (Maaf o saya tidak meunuduh Anda, tapi saya pastikan ada yang seperti itu.

Nah, Anda kerja satu pekerjaan saja kan?. Kalau Beliau ini, kerja banyak. Semua pekerjaaan di dunia ini dia kerjakan. Kan tiap hari Dia awasi semua orang yang minta perlindungan. Dia berjuang supaya Anda sehat, sukses dan panjang umur. Artinya Dia kerja banyak. Malah Beliau tidak tidur malam,,Dia tidak tidor. Iyakan? 

Anda percaya tidak? Klo Anda tidak percaya, itu tidak mungkin terjadi. Anda harus percaya dan segera sms, telepon, WA, BBM dengan Beliau. Semoga terang dan damai, sukses, dan sehat selalu bagi Anda yang baca pesan ini. (Maaf  Saya sudah mengganggu waktu Anda). Bagi yang baca boleh komentar. Terima kasih untuk semua.

Selamat Malam Matahariku-Diberkati YMK.
Share:

Pernikahan Lintas Negara

SUARAMATAHARI-Sepasang kekasih ini berjanji di depan Altar di sebuah Kapela di kaki Gunung Iligai. Mereka adalah Herry dan Cristina yang bertemu di perantauan dan menikah di daera yang hijau nan sejuk di kaki Gunung Iligai.

Di gereja Katolik, di depan Altar, disaksikan pasangan saksi nikah mereka berjanji seia sekata, sehidup semati hingga dunia memanggil pulang.

Herry, pria ganteng kelahiran Iligai yang kini bekerja sebagai seorang guru bahasa inggris, pahlawan tanpa tanda jasa. Sedangkan, Cristina, perempuan cantik kelahiran Hongkong adalah seorang pramugari maskapai Katale Rute Hongkong-Indonesia.

Tak seperti pernikahan pasangan lainnya. Acara Pernikahan pasangan ini berlangsung sederhana, tapi meninggalkan cerita kekeluargaan yang sangat dalam. Cerita bahagia ini mengundang rasa simpati banyak pasang mata. Mereka pun terharu mengingat begitu sederhananya pernikahan lintas negara ini.

Pastor yang memimpin misa memberi pesan bahwa banyak pasangan menikah lalu cerai dalam beberapa tahun. Jadilah pasangan yang tangguh menghadapi dinamika hidup dalam keluarga. Bahwa membangun keluarga yang harmonis, bahagia dan sejahtera tak selamanya mulus.

"Pasangan ini mengungkap sejarah di desa ini. Saya berharap agar kalian tangguh menghadapi dinamika hidup hingga ajal menjemput. Penuhilah bumi ini seperti bintang di langit dan pasir di laut" harap sang pastor. (Admin).
Share:

Pemerintah Harus Ambil Sikap

Ir. Oswaldus
SUARA MATAHARI-Terhadap persoalan WNA asal Indian, Anggota DPR Propinsi NTT, Ir, Oswaldus ketika dimintai keterangannya mengatakan para investor yang beroperasi di Kabupaten Sikka wajib dilindungi hukum. Pemerintah pun wajib melindungi keberadaan mereka. 

Nah, jika mereka sudah lama berada di Maumere, pertanyaannya di manakah pemerintah selama ini? Kalau mereka salah seharusnya kita tegur sejak awal. Jika kemudian terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan maka disitulah kita hadir untuk membantu mereka.

Lanjut Oswaldus, kalau ketiga warga tersebut telah mengantongi sekian persyaratan untuk datang membuka usaha di Indonesia khususnya di Maumere maka kita wajib menghargai hak mereka sesuai dengan aturan perudangan yang berlaku di Indonesia. Pihak imigrasi tidak serta merta menahan mereka dengan alasan yang tidak tepat lalu memeras mereka. Itu sebuah contoh yang tidak menghargai para investor.

“Kita harus menghargai mereka selagi mereka memberi kontribusi untuk kita. Pemerintah sebagai Negara harus menciptakan rasa aman dan nyaman kepada semua investor” tegas Oswaldus.

Dia menekan bahwa, diantara sesama pengusa harus bersaing positif untuk sebuah kebersamaan dalam menciptakan pembangunan yang maju. Kita tidak boleh menciptakan polemik yang merugikan para pengusaha lainnya. Jika itu terjadi maka timbulah gejolak pertengkaran harga bahan baku yang kemudian masyarakat jadi korbannya. Untuk pihak kepolisian, mari kita mengungkapkan fakta, jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak. (Admin/Suara Flores Edisi 53). 
Share:

"LAIN NEGARA LAIN HUKUMNYA"

Peter Damian
SUARA MATAHARI, Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Lain Negara lain juga hukumnya. Pepatah ini tepat sekali dialamatkan kepada tiga warga asal india yang sudah 10 tahun bekerja di Indonesia. 

Peter Damian, Benyamin dan Aloysius WNA asal Indonesia yang menjalankan usaha pembelian biji mente di Maumere. Mereka menyebut diperlakukan tidak adik di Indonesia oleh pihak aparat Sikka, Flores, NTT. Pasalnya, mereka ditahan oleh pihak Imigrasi Maumere Kabupaten Sikka dengan alasanya tidak memiliki surat-surat lengkap. Nyatanya mereka mengaku kantongi surat-surat lengkap sejak berada di Indonesia. Peter Damian mengatakan apalah artinya hukum di Indonesia sehingga ini sulit diproses. 

“Kami berharap kasus ini harus diproses sesuai hukum di Indonesia dengan memanggil periksa Kepala Imigrasi Maumere dan ditetapkan tersangka. Kepala Imigrasi Maumerelah yang memerintahkan anak buahnya agar kami ditahan lalu meminta uang 20 juta. Hal ini sudah jelas dalam surat rekomendasinya. Apa yang kurang sehingga pihak kepolisian tidak memanggil periksa dan menetapkan tersangka. Jika tidak maka ini menjadi pertanyaan besar terhadap kinerja pihak aparat” kata Peter Damian yang ditemui Suara Flores di Kota Maumere, Januari 2012 lalu.

Peter mengatakan penegak hukum harus berani mengatakan benar ya benar, salah ya salah. Tidak boleh memilah-milahkan kasus atau membuat bertele-tele. “Kami sangat kwatir dengan proses penyelesaaiannya. Jika tidak ditetapkan sebagai tersangka maka Kepala Imigrasi Maumere sedapat mungkin minta pindah dan kasusnya selesai. Apakah itu hukum yang benar. Kami berharap kepada aparat agar segera tetapkan tersangka setelah dipanggil periksa sehingga oknum tersebut tidak berkeliaran" harap Peter.

Itukah hukum Indonesia? Lain hal dengan hukum di India. Sekali dipublikasikan media, oknum yang bersangkutan langsung dinon-jobkan dan diproses hukum. Jika kemudian terbukti bersalah maka dipecat. Jika tidak maka kembali bekerja.

Dia menambahkan, agar tidak ada dugaan dari masyarakat bahwa ada kerjasama antara aparat dan Imigrasi Maumere bersama oknum-oknum tertentu. Menurutnya, ini sebuah kasus titipan yang terjadi di Kabupaten Sikka. 

“Di mana letak kesalahan kami. Mengapa sekarang baru ditegur. Kami berada di Indonesia sudah 10 tahun lalu. Jika kami salah seharusnya polisi tunjukan kesalahan kami. Sejauh ini kami tunjukan surat-surat kepada pihak kepolisian, tidak ada yang kurang. Apa yang mau dicari polisi” ungkap Peter Damian.

Peter menekankan, kasus ini sudah terlalu jauh diusut. Pihaknya sudah laporkan sampai ke polda NTT bahkan Mabes Polri. Tapi koq tidak ada perkembangan. Kalau ada kesalahan kan seharusnya kami sudah dipenjara. Kami diperas, tapi koq pihak kepolisian masih pikir panjang untuk memenjarakan Kepala Imigrasi. Apakah Kepala Imigrasi Kabupaten Sikka kebal hukum atau ada apa?. Kita sama warga Indonesia yang memiliki hak mendapat keadilan dan perlindungan oleh hukum.(Admin/Suara Flores Edisi 53).
Share:

Partai Hadir Akhiri Kelaparan dan Korupsi ?



SUARA MATAHARI-Dari tahun ke tahun jumlah partai di Indonesia semakin bertambah. Dengan landasan yang berbeda, tujuan kehadiran partai-patai tersebut untuk "mengakhiri kelaparan dan memberantas korupsi". 

Namun seiring perjalanan waktu, kelaparan yang dialami rakyat tak kunjung usai atau pun masyarakat menjadi lebih baik. Bahkan korupsi tumbuh subur yang melibatkan sejumlah kader partai. 

Bukan tak optimis tapi berbagai media telah mengabarkan ke penjuru tanah air. Hal ini melahirkan sejumlah pertanyaan dari masyarakat luas. Benarkah partai hadir untuk mengakhiri kelaparan dan korupsi?

Wakil Bupati Sikka, Drs. Paolus Nong Susar mengatakan bahwa tujuan kehadiran partai politik untuk mengakhiri kelaparan, masyarakat yang bebas obat bius dan bebas korupsi. Tonggak megatrends ini mendorong kita untuk menghadapi masalah dan memecahkannya agar menemui dengan awal yang baru dan bersih.

Masalah-masalah yang kita tidak bersedia hadapi tampaknya disodorkan kepada kita. Dalam megatrend ini, terobosan yang paling menggairahkan akan terjadi bukan karena teknologi, melainkan karena konsep yang meluas dari apa artinya menjadi manusia Sikka, Flores, NTT. Ini menjadi visi paling akbar yang mau digalakkan, antara lain oleh DPD Nasdem  Kabupaten Sikka.


“Kiranya, partai-partai yang hadir menjadi yang restorative memulihkan nilai-nilai dasar Pancasila dan pelaksanaan UUD 1945 demi NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika” harapnya dalam Rakorda Nasdem Kabupaten Sikka. (Admin/SFN)
Share:

Telusur Sawah Tanpa Air, Ada Bau Korupsi?


Wawancara Bersama Masyarakat Pengelolah
SUARA MATAHARI-Pagi itu, saya bersama sejumlah teman wartawan dan aktivis PBH Nusra menuju Desa Poma Kecamatan Tanawawo Kabupaten Sikka. Menggunakan kendaraan roda 2, kami melintas di jalan negara menuju perkampungan Desa Poma. Kurang lebih 50 km, kami menembus desa dengan medan yang begitu buruknya dan membutuhkan tukang pijat memijat badan sekembali ke rumah. 

Kehadiran kami di sana atas laporan beberapa anggota kelompok di Kantor Perhimpunan Bantuan Hukum Nusa Tenggara (PBH-Nusra) Kelurahan Waioti, Kota Maumere, 07/4/2014. Mereka minta bantuan hukum untuk melaporkan kasus tersebut di Polres Sikka. Dugaan korupsi kasus itu pun dilaporkan oleh anggota kelompok yang didampingi tim PBH-Nusra, 15/4/2014. Namun sebelumnya kami bersepakat untuk turun ke lokasi. 



Terdapat 5 kendaraan bermotor atau kami berjumlah 10 orang. Di sana, kami sedang dinanti sejumlah tokoh masyarakat dan keluarga. Mereka menanti karena ada kesepakatan untuk memberi informasi terkait dugaan korupsi di balik percetakan sawah tanpa air. Kami dipersilahkan duduk, disuguhkan kopi panas dan rokok seadanya. Kami pun bercerita, berdiskusi dalam suasana desa yang bersuhu dingin. Desa yang dikelilingin pohon kemiri di balik bukit dan gunung yang membatasi penghilatan ke daerah lain.

Kami terus berdiskusi sambil mendengar arahan tim PBH Nusra yang sedang melakukan advokasi dugaan korupsi tersebut. Program percetakan sawah yang diperuntukan masyarakat Desa Poma, Kecamatan Tanawawo, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) berujung proses hukum. Pasalnya, program yang digulirkan oleh pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (ABPN) sebesar Rp. 412. 500.000 ini dinilai bermasalah dalam pengelolaan.

"Ayo kita berangkat menuju lokasi" ajak teman-teman PBH seiring mengajak para tokoh dan masyarakat setempat. Kami pun meninggalkan perkampungan menuju lokasi sawah yang berada di dekat sebuah gunung. Kami menelusuri jalan setapak dengan menggambar tapak kaki. Mendaki menantang kami yang seharian lebih banyak berada di atas kendaraan. 

Kami pun tiba dan menyaksikan olahan lahan sawah yang tak nampak seperti sawah basah atau sawah tada hujan melainkan ladang kering yang dibuat petak menyerupi sawah. Tak ada pengairan di sana. Kering. Padahal Pak Jokowi, Presiden kita selalu berharap buka sawah harus ada air. Jangan buka sawa tapi air tidak ada. 

Kami kemudian pulang dan mengakhiri perjalanan dengan menemui sejumlah masyarakat pengelolah sawah kering tersebut. Sesuai data yang diterima  penggunaan dana Bansos APBN ini dikucurkan dalam 3 tahap. Tahap pertama sebesar Rp. 112.500.000,- untuk 15 hektar (2011), tahap ke-2 Rp. 200.000.000,- untuk 20 hektar (2012) dan tahap ke-tiga sebesar Rp. 100.000.000,- untuk 10 hektar (2013. Dana tersebut dikucurkan oleh pemerintah pusat melalui rekening kelompok dan diketahui oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sikka.  

Beberapa anggota kelompok kepada wartawan Suara Flores mengaku tak puas karena kurangnya keterbukaan dari pengurus kelompok yang diketuai oleh Dominikus Nggadho. Ketua kelompok, bendahara dan sekretaris dinilai tidak transparan dalam membayar jatah anggota kelompok termasuk pembayaran biaya kerja. Para anggota kelompok menilai kurangnya keikutsertaan pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sikka dalam memberikan sosialisasi.

Kami terus bertanya-tanya dengan warga setempat termasuk ketua kelompok karena pengelolaan sawah kering ini dibagi per kelompok. Para anggota kelompok merasa dirugikan karena pemberian uang Harian Orang Kerja (HOK) yang tidak transparan dan tidak merata. Mulai dari pembabatan lahan, pembuatan petak dan pematang tidak ada standar atau petunjuk teknis. Menurut mereka, pembayaran HOK tidak disertai kuitansi sebagai bukti pembayaran. Maka sebagian anggota kelompok terpaksa menggunakan uang pribadi. Baik untuk membayar tenaga hentraktor maupun untuk membuka lahan, pembuatan petak dan pematang.

Mosa Laki (tuan tanah) Desa Poma yang juga salah satu anggota kelompok, Andreas We, pada kesempatan diskusi tersebut mengaku bahwa dirinya hanya diberikan Rp. 350.000 untuk pembuatan pematang sawah. Sedangkan untuk biaya hentraktor dan lainnya menggunakan dana yang diambil dari kantong pribadinya sebesar Rp. 1.500.000,-.

“Saya menggunakan uang pribadi karena tidak mendapat jatah dari pengurus untuk pengerjaan. Beberapa anggota kelompok pun mengalami hal yang sama sejak tahun 2011-2013 ketika program itu masuk di Desa Poma,” kata pria yang mengaku tengah berumur 70 an tahun.

Terhadap masalah itu, Tim PBH-Nusra, mengatakan, pihaknya sedang mendampingi kasus dugaan korupsi itu. Saat ini, sedang dilakukan pendalaman dan mengumpulkan sejumlah data. Terkait proses hukum, saat ini pihak pun sedang mendampingi anggota kelompok untuk proses hukum di Polres Sikka.

“Sementara, kita melihat ada dugaan korupsi dari pengelolaan anggaran itu. Kami tetap berusaha untuk menyelesaikan masalah ini sesuai visi dan misi PBH-Nusra,” kata Lorens Welin di Kantor PBH-Nusra. (Admin/SF).
Share:

Gurihnya Makanan Khas Orang Pamana


SUARA MATAHARI-Usai melaksanakan upacara Bendera di dasar laut memperingati HUT RI ke-71, Selasa/1708/2016, peserta dan masyarakat dari Kota diundang warga Desa Pemana untuk makan siang. Perempuan-perempuan Pamana telah menyiapkan beragam makanan di atas meja, di ruang tunggu Pelabuhan Feri Pamana. Semua warga diwajibkan menikmati olahan tangan ibu-ibu suku buton ini.

Irup, komandan upacara beserta 20 peserta upacara bendera di dasar laut menikmati sajian makan siang yang guri itu. Kapolsek Alok bersama anggotanya, Camat Alok beserta perangkatnya berdiri berbaris menuju meja makan.

Berbagai jenis makan khas dari hasil laut seperti sate siput, ikan cakalang, ikan kerapu, ikan merah, ikan batu, ikan tongkol, ikan bengkumis dan berbagai jenis ikan lainnya telah ada di meja makan. Disajikan juga tihe (hasil laut), kadama singku, telur puyu, lepa, keku ramba (jagung bose kacang merah dan kacang ijo), nasi foto, soami (ubi kering yang dikukus), lawar (olahan daun singkong) dan kua asam. Menyesal kemudian jikalau para tamu melewatkan begitu saja. Kenikmatan makanan khas ala Pamana ini memang tak tergantikan.

Beragam makanan ini disajikan kaum ibu-ibu pada acara-acara penerimaan tamu. Setiap tamu yang datang wajib menikmati sebagai bentuk penghargaan terhadap makanan khas karya perempuan-perempuan Pamana.

Pemana merupakan sebuah desa yang terletak di seberang laut Kota Maumere Kabupaten Sikka. Selain memiliki berbagai potensi wisata alam laut, desa ini pun memiliki beragam makanan khas. Jika hendak ke Pemana, Anda akan disuguhkan makanan khas hasil olahan warga asal suku buton tersebut. Pemana 90 porsen dihuni oleh warga suku buton Sulawesi.

Suhaida, seorang ibu rumah tangga Dusun Buton Desa Pemana menceritakan bahwa Pemana memiliki hasil laut yang bermacam-macam. Ada berbagai jenis ikan yang dapat dinikmati dengan cara panggang, kukus dan goreng. Untuk lebih nikmat, ikan-ikan ini diberi rempa-rempa atau bumbu ala suku buton. Selain ikan, banyak juga hasil siput dan kerang laut yang dapat diolah dengan berbagai rasa. Orang Pemana percaya bahwa siput dan kerang memiliki nilai gizi yang tinggi dan menambah stamina.

Pejabat Kepala Desa Pemana, Aloysius G N Parera menyebut Pemana memiliki potensi yang beragam. Sejak dahulu kala, Pemana belum disentuh untuk berkontribusi bagi pembangunan Desa. Bahwa potensi-potensi yang beragam harus terus dipromosi setiap hari. Perlu ada kerja secara bersama-sama demi memajukan Pemana sebagai daerah yang mengandung ragam potensi wisata dan budaya.

Potensi wisata laut layak dipromosi untuk mengangkat nama daerah. Pulau Kambing belum banyak dilihat sebagai objek wisata atau icon pariwisata. Pulau Kambing boleh dibangun apa saja yang dapat mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Kita bisa bangun apa saja. Hotel atau penginapan, restoran atau tempat hiburan yang mendidik dan segala tujuan baik lainnya. Jika ini dimulai, saya yakin Pemana akan memberikan kontribusi besar. Pulau kambing yang dikelilingi lautan dengan pasir putih pasti disukai wisatawan. Apalagi kalau ada penginapan dan restoran dengan sajian-sajian makan khas orang Pemana. Pemana memiliki makanan khas yang beda rasa dan kaya nikmat. Ikan mudah diperoleh oleh orang Pemana yang 75% bemata pencaharian nelayan. Mari kita Pemana, nikmati potensi wisata alam, nikmati makanan khas dan bangun daerah untuk kesejahteraan bersama” kata G. N Parera kepada suara flores di Kantor Desa Pemana.  (Aloysius Yanlali/ Admin.
Share:

KORPS Memberi Dari Kekurangan Untuk Yang Berkekurangan



SUARA MATAHARI-Memberi dari kekurangan untuk yang berkekurangan memang gampang diucapkan tapi belum tentu dilakukan oleh semua orang. Hal ini nampak dalam kehidupan kita sehari-sehari. Berbeda dengan sekelompok insan Tuhan ini. Mereka memberi dari kekurangan untuk yang berkekurangan.

Sebut saja Komunitas Rakyat Peduli Sikka (KORPS). Mereka telah memulai dari kekurangan, berawal dari diskusi di dunia maya. Kini mereka sudah membantu banyak orang di wilayah Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur. Bantuan demi bantuan diberikan kepada tempat-tempat ibadah, sekolah-sekolah yang reot, orang-orang susah, orang sakit dan masih banyak kelompok masyarakat lainnya.

Pada 14 Desember 2015, KORPS menyerahkan bantun berupa 1 set soudsistem untuk Gereja St. Yosef Maget Legar Desa Wolomotong Kecamatan Doreng. Kehadiran kaum muda penuh semangat dan kaya kreatif ini mendapat pujian dari banyak umat. Mereka  mensyukuri yang diberikan Tuhan untuk membantu sesama yang berkekurangan.

Terhadap fakta tersebut, Ketua Panitia Pembangunan Gereja St. Yosef Maget Legar, Grasianus Geor menyampaikan syukur dan terima kasih atas kepedulian para peduli sosial tersebut.  

“Atas nama umat dan pengurus dewan gereja saya menyampaikan terima kasih berlimpah atas kepedulian dan uluran tangan teman-teman KORPS terhadap kekurangan di gereja kami. Saya salut karena KORPS yang asal muasalnya dari dunia maya. Mereka tidak hanya eksis di dumay tapi juga eksis di dunia nyata. Dengan kreatifitas yang tinggi untuk terlibat membantu sesama yang membutuhkan . Ini tak mudah dilakukan di jaman ini. Semoga teladan ini diikuti oleh anak-anak muda yang lainnya” tutur Agi.

Tidak hanya di Wolomotong, pada Minggu/27/12/2015, KORPS hadir di tengah-tengah umat stasi St. Yohanes Diller Desa Koting C Kecamatan Koting. Di sana KORPS membantu 50 buah kursi plastik.

Penyerahan bantuan ini dilakukan usai Misa Keluarga Kudus yang dipimpin oleh Pater Vincent Widi, Mgl. Pater Vincent menyampaikan rasa bangga atas kehadiran forum. Dia kaget ketika mengetahui semua keuangan untuk belanja kursi merupakan swadaya anggota KORPS melalui rantangan berjalan berupa RW.

Thedy Woga membenarkan bahwa cerita terbentuknya KORPS bermula dari facebook (dunia maya). Cerita iseng-iseng mampu memberikan bantuan termasuk kepada umat di Koting C.

“Kita harus banyak berdoa agar selalu sehat. Semoga Tuhan selalu menjaga kita dalam seluruh kegiatan dan aktifitas sehari-sehari. Mari kita saling berbagi, saling memberi dari kekurangan. Kami memberi untuk umat Stasi St. Yohanes bukan berarti kami memiliki kelebihan tetapi kepedulian kami. Kami memberi dari kekurangan untuk yang berkekurangan “ ajak Thedy, salah satu  anggota komunitas saat sambutannya.

Disaksikan media ini, gereja St. Yohanes memang masih butuh banyak fasilitas sejak dibangun kurang lebih 4 tahun yang lalu. Umat duduk  di lantai menggunakan kayu papan dari pohon kemiri. Mereka pun harus membawa kursi dari rumah saat misa.


Pastor Paroki Koting, Rm. Vinsensius Ferrer Mere, memberi apresiasi dan mensyukuri atas kepedulian KORPS. Langkah ini harus dikembangkan dengan tujuan memotivasi siapapun untuk bersolider dan peduli dengan orang lain. (Admin/Suara Flores)
Share:

Ini Kondisi Jalan Menuju SDN Kepiketik

Jalan Menuju SDNK Kepeketik
SUARA MATAHARI-Jalan menuju SDN Kepiketik butuh nyali. Kalau tak ada nyali anda harus urungkan niat untuk pulang ke rumah. Ruas jalan ini sudah dibuka sejak lama, namun seiring pergantian pemimpin, daerah ini belum dijamah. Jalannya masih buruk. Pengendara roda dua harus ekstra hati-hati agar selamat sampai SDN Kepiketik.

Bagi pemerintah, pemerhati atau peduli pembangunan khususnya para pendidik SDN Kepiketik harus menaruh nyali besar agar dapat tiba dan selamat. Kondisi jalan berbatu, mendaki, sana sini ada jurang, mengundang pengendara harus berani.

Menurut warga, kondisi jalan buruk ini sudah cukup lama dirasakan warga namun belum ada peningkatan. Pemeritah pada masa kepemimpinan Drs. Sosimus Mitang telah berhasil melaksanakan kegiatan pembukaan jalan penyediaan sarana produksi pertanian dan perkebunan. Pekerjaan pembuatan Jalan Usaha Tani ruas Napulebo-Kepiketik memakan ABPD Sikka sebesar Rp. 74.700.000.

Karena itu warga Dusun Pigang khusus RT 00I dan RT OO2 masih sangat sulit mengakses trasportasi yang mulus. Warga juga sulit bepergian keluar kampung karena harus melintas pada jalan buruk. Ojek pun sulit mengantar atau menjemput mereka. Jika hendak keluar kampung warga mesti berjalan kaki kurang lebih 3 km
.
“Ini yang menjadi masalah utama buat kami. Kalau mau bangun sekolah tentu harus butuh jalan yang baik. Kalau jalan buruk pasti mobil tidak bisa lewat dan bisa saja proyek atau program akan gagal karena kontraktor rugi di jalan buruk. Saya atas nama warga Dusun Pigang berharap pemerintah melihat fakta ini. Bangun jalan dulu baru beri kami sekolah yang bagus” katanya di SDN Kepiketik, Jumad/11/09/2015.


Pantauan kami, kondisi jalan menuju SDN Kepiketik sangat buruk. Selain diselimuti debu ketika kendaraan melintas, jalan berbatu, tanjakan, jurang yang menguji nyali para pengendara yang melintas di sana. Bagi warga yang bernyali terpaksa harus memarkir kendaraannya dan harus berjalan kaki menuju lokasi. (Admin/MK)
Share:

Ulang Tahun Perdan SDN Kepiketik

HUT Perdan SDN Kepiketi
SUARA MATAHARI-Ulang tahun merupakan sebuah moment bahagia yang diperingati oleh setiap manusia. Baik itu memperingati ulang tahun umat manusia maupun memperingati pembangunan termasuk pembangunan gedung-gedung sekolah.

Seperti hari ini, Jumad/11/09/2019, para guru, siswa/i dan orang tua Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kepiketik memperingati HUT ke-I kehadiran sekolah tersebut.

Kepada media ini, Kamis/10/09/2015, orang tua murid mengaku akan merayakan Ulang Tahun SDN Kepiketik yang pertama, (Jumad/11/09/2015). Mereka hanya menginformasikan bahwa sekolah itu sudah I tahun berdiri dan sudah mendapat SK defenitif dari pemerintah melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sikka NTT.

“Benar Pak, sekolah ini berdiri genap satu tahun, (Jumad/11/09/2015) sejak dibuka tahun 2014. Kami belum tahu buat acara ulang tahun seperti apa, kami kondisikan besok (12/09) nanti” kata Ardianus Woda, salah seorang guru kelas III SDN Kepiketik ketika di temui media ini di Dusun Pigang, Desa Egon Gahar, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT, Kamis/11/09/2015. (Admin/MK). 
Share:

Membangun Masa Depan Pendidikan Dari SDN Kepiketik

Orang Tua Murid Saat Pertemuan di Ruang Kelas SD Kepi Ketik

SUARA MATAHARI-Membangun masa depan pendidikan tidak mengenal tempat, gedung dan sarana prasarana. Selain gedung bertingkat dilengkapi fasilitas, gedung tak bertingkat, beratap pelepa berdinding pelupu atau pun dibawah pohon pun dapat dilakukan KBM demi masa depan pendidikan generasi penerus bangsa.

Seperti SDN Kepiketik yang berada di arah timur Kota Maumere Kabupaten Sikka, Flores NTT, tepatnya Dusun Pigan Desa Egon Kecamatan Waigete. Sekolah Negeri ini hadir atas inisiatif orang tua murid dengan alasan jarak tempuh anak-anak ke sekolah induk SDN Pigang Bekor Waigete.  Kurang lebih 30 km jarak yang harus ditempuh anak-anak disetiap hari menuju sekolah utama. Karena itu lahirlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kepiketik di tahun 2014 lalu.

Awal berdiri kelas jauh pada tanggal  17/07/2012 dengn satu rombongan belajar berjumlah 24 siswa dan seoran guru kelas yaitu Maria Ludgardis Efrida. Atas inisiatif itu, pembangunan sekolah dilakukan swadaya. Menggunakan kayu seadanya, berdindingkan pelupu dan beratap terpal serta berlantaikan tanah. 

Saat ada SK, siswa sekolah ini terbagi dalam 2 rombongan belajar dan 3 orang guru kelas. Pemerintah kemudian menempatkan seorang plt Kepala Sekolah, Maria Magdalena Dua Nona setelah ada ijin operasional melalui SK:313/HK/2014.

Rombongan belajar ini meningkat ketika tahun pelajaran 2015/2016 yaitu ada 3 rombongan belajar. Saat ini jumlah murid 33 orang dan dengan jumlah guru 5 orang, 3 orang guru kelas, 1 orang guru Mapel PJOK dan Kepala Sekolah. Dengan kondisi fisik sekolah yang serba kekurangan para guru honor tetap bersemangat mendidikan anak 33 siswa yang terbagi di 3 rombongan yaitu kelas I, II dan III.


“Kami tetap berjuang untuk masa depan anak-anak. Kami tak melihat honor yang diberikan tetapi kami tetap berharap kepada pemerintah untuk membantu kami” kata Maria Ludgardis Efrida. (Sumber Tabloid Suara Flores/Admin). 
Share:

Flores “Surga” Yang Jatuh Ke Bumi

Kampung Waerebo Manggarai
SUARA MATAHARI-Melihat Flores tidak hanya tentang Komodo dan Kelimutu yang telah mendunia. Begitu banyak potensi wisata, budaya, produk-produk lokal, keramah tamahan penduduk mengajak kita untuk jejaki setiap milinya. Tidak hanya untuk menyenangkan mata dan hati tapi juga spiritualitas jiwa.

Pulau Padar Komodo, Labuan Bajo
Pesona dan kemolekan Flores mampu membangkitkan semangat hidup manusia lewat berpetualang. Tidak sekedar cerita dalam sebuah artikel dan foto tetapi Flores memiliki fakta keindahan yang diturunkan Tuhan ke bumi pertiwi.

Flores itu unik. Keunikannya, mengajak banyak sumber menyebut Flores itu semacam surga. “Surga” yang jatuh ke bumi. “Surga” dari ujung ke ujung-ujung. Namun Flores bukan surga. Flores hanya sebuah pulau keci di Indonesia Timur yang dikagumi semua orang. 

Pantai Koka Kabupaten Sikka

Di Pulau Flores terdapat 8 kabupaten dari 22 kabupaten/kota dalam wilayah Propinsi NTT. Ke-6 Kabupaten tersebut adalah Manggarai Barat (Labuan Bajo), Manggarai (Ruteng), Manggarai Timur (Borong), Ngada (Bajawa), Nagekeo (Mbay), Ende (Ende), Sikka (Maumere), Flores Timur (Larantuka). Di ujung Flores ada Pulau Lembata, sebuah pulau yang terlepas dari Flores dan terkenal dengan Ikan Pausnya.
Danau Tiga Warna Kelimut Ende
Labuan Bajo dengan keunikan Pulau Komodo, Pulau Rinca, “Kampung Di atas Awan” Waerebo, Pantai Pink (Pink Beach), Pulau Kambing, Pulau Kalong, Pulau Kanawa, Pulau Bidadari, Pulau Padar, Pulau Kelor. Manggarai memiliki keunikan Sawah Jaring Laba-Laba, Rumah Adat Todo, Pulau Putri Yang Tidur, Goa Liang Bua, Pantai Waemaras.  Manggara Timur dengan Danau Rana Mese, Danau Rana Tonjong, Pantai Watu Pajung, Air Terjun Cunca Rede, Benteng Empu, Air Terjun Radi Ntangis,  Gunung Poco Ndeki, Gua Liang Toge, Mata Air Rana Koko, Rana Masak, Pantai Cepi Watu dan Teluk Ninge. Ngada dengan Air Panas Soa, Taman Laut Riung, Kampung Adat Bena, Bukit Manulalu.
Waerebo Manggarai
Untuk Kabupaten Nagekeo dengan Air Terjun Nangabatata, Pantai Maropokot, Kampung Tutubadha, Kampung Boawae, Kampung Wajo, Situs Pra Sejara Stagedon Olabula, Pantai Rii Taa dan Air Terjun Dhoa Tege. Kabupaten Ende dengan keindahan Danau Kelimutu, Kampung Moni, Taman Nasional Bung Karno, Kampung Adat Wolotopo, Rumah Pengasingan Bung Karno, Museum Tenun Ikat, Pantai Ria, Kampung Adat Jopu dan Pasar Tradisional Ende dan keindahan alam nan sejuk lainnya. 

Tanjung Kajuwulu Maumere
Maumere-Sikka terkenal dengan wisata bahari, keindahan kekayaan alam biota laut teluk Maumere. Pantai Indah Pangabatang, Pantai Koka, Kampung Pemana, Kampung Wuring, Pantai Kajuwulu, Pulau Babi, Pulau Kelelawar, Hutan Bakau Magepanda, Pulau Kambing, Air Panas Lela dan Waigete, Air Terjun Magepanda dan Murusobe, Wair Terang Waigete. Tempat bersejarah seperti Bukit Nilo, Gereja Tua Sikka, Museum Blikon Blewut, Kampung Watublapi dan Lepo Lorun Alfonsa Horeng.
Pantai Maropokot Mbay
Flores Timur terkenal dengan tradisi adat jelang hari Tri Suci Paskah yang disebut dengan istilah Semana Santa. Bagi orang Larantuka, Semana Santa berarti “Hari Bae” (Hari Baik). Daerah ini menjadi tempat tujuan wisata religi semua umat. Bukan hanya dalam negeri tetapi umat luar negeri pun berbondong ke sana menjelang paskah. Flores Timur juga memiliki sejumlah tempat wisata seperti Pantai Labawain, Pantai Neren Watotena, Pantai Oa Rako, Lewolema, Surga di Tanjung Bunga, Danau Asmara, Hokeng Jaya, Pantai Wulanggitang, Pantai Paihaka, Pantai Watohari, Kampung Budaya Lamahala, Desa Budaya Lamahalang, Desa Budaya Mudakeputu, Jejak Kerajaan Adonara, Keindahan Alam dan Budaya Konga dan Keindahan Alam Lamalota serta Pulau Adonara yang diperjuangkan jadi kabupaten bungsu di Flores.  
Pantai Ria Ende
Masih banyak obyek wisata yang belum disebutkan merupakan satu kesatuan Flores,  terbentang indah mempesona di Bumi Nusantara. Pemerintah tengah melajukan kampanye wisata menuju Flores yang mandiri dan maju.

Berbagai kecantikan alam Flores ini yang membuat Zuniatmi, Aktivis NGO Internasional nekad menjelajahi Flores. Ia tak rela hanya menikmati keindahan dalam mimpi seperti dalam foto dan tulisan. Walau belum semua tempat wisata dikunjungi namun ia telah kelilingi Flores.
Pantai Palo Tanah Merah
Ia bernyali, beroda dua atau menggunakan motor dari Flores Barat (Labuan Bajo,red) sampai Flores Timur (Larantuka,red). Ia nekad, karena matanya memang telah jatuh cinta untuk Flores walau harus kembali ke Pulau Jawa berbagi hati dengan sang kekasih. Flores, “surge” di bumi yang tak mampu ia lupakan sepanjang hidupnya. Ia akan berbagi cerita untuk anak cucu kemudian harinya.    

“Saya bercita-cita mendaki dan memeluk tiga gunung berapi seperti Gunung Inerie di Bajawa, Gunung Ebulobo di Boawae dan Gunung Egon di Maumere. Saya bersyukur dapat menikmati keindahan Flores. Semua ini karena saya bekerja di Plan Internasional. Saya diberi kesempatan mendampingi masyarakat terpinggirkan di desa-desa. Saya belajar dari kesederhanan hidup orang-orang desa” kisahnya.
Coconut Garden Beach Resort Maumere
Perempuan kelahiran Kebumen ini mengungkapkan bahwa setiap kabupaten memiliki potensi wisata dan budaya yang unik. Keunikannya memberi cerita khusus bagi pendatang, pecinta wisata alam dan budaya. Flores (bukan Jakarta,red) memiliki histori untuk meletakan dasar pembangunan NKRI. Mungkin karena itu, penduduknya menyabet keramahan dan toleransi yang tinggi. Katolik, Protestan dan Islam, Hindu dan Budha, hidup rukun, damai tanpa konflik.

“Flores itu "surga” yang jatuh ke bumi. Mekarnya menghiasi bumi pertiwi, harumnya mengundang simpati. Flores adalah “dasar negara”. Flores menjadi contoh bagi Indonesia dan dunia” kisah Zuniatmi yang mengaku hatinya telah “dirasuki” Mekar Flores, ciptaan Tuhan. 

Proses Tenun Ikat Maumere Flores
Flores bagai “surga” dari ujung ke ujung. Keindahan alamnya tak perlu diperdebatkan, tak perlu ditanya. Dari pantai hingga gunung, hijau dan sejuk membalutinya. Orangnya ramah, berhati lembut walau wajah dan suara boleh “menakutkan”.

Baginya, seseorang tidak akan kehilangan semangat jika melewati keindahan Flores untuk bercumbu serta bercinta dengan obyek wisatanya. Laut dan daratan, wisata budaya dan religi, ciptaan Sang Ilahi untuk dicontohi dan dirawat.  
Kampung Waerebo Manggarai
Saat mengelilingi Flores, Zuni bertemu banyak penghuni daratan bunga (Flores,red) dalam berbagai status sosial. Flores dihuni oleh mereka yang datang dari berbagai Suku, Agama, Ras dan golongan. Zuni bersama rekan-rekannya, menghuni dan berbaur dengan warga. Zuni menemui keramahan dan tolerasi yang diturunkan Tuhan dan masih tersisah. Kehidupan warga tak pernah konflik walau mereka berbeda agama.
Ende. Di Sini Lahir Pancasila(Satyawinnie)
“Saya orang Jawa dan itu saya temui di Flores. Ketika saya berbaur dengan orang Flores di setiap kabupaten mereka membukakan pintu untuk saya. Bukan saudara, bukan keluarga, bukan kerabat, tapi kemanapun pergi, orang-orang Flores selalu membuka hati dan menawarkan bantuan. Semoga Flores kian maju seiring dengan kepedulian pengambil kebijakan demi kesejahteraan penghuni Flores” kisahnya jujur. (Aloysius Yanlali/Suara Flores).
Share:

Pages

Generasi Muda

Generasi Muda

Bunda Segala Bangsa Nilo. Salah satu lokasi shooting film tiga dara

Bunda Segala Bangsa Nilo. Salah satu lokasi shooting film tiga dara

KRISTUS RAJA

KRISTUS RAJA