Dihari yang "panas"
diterik matahari
di atas kulit bumi,
di dataran kota kuasamu
Kau menjemur bagi yang terjemur
berharap kau tidak kepanasan
kau berjalan menghitung langkah
kau tinggalkan jejak kaki
Kau bawa bayangmu
untuk melepas lelah
seharian berjalan, bercerita
bagai humoris
bagai pelawak
bagai pemeran kartoon
Kau cerdas berlidah cengkok
pandai berotak duri
cekat bertangan panjang
manis berhati harimau
Kau bupati yang dicerca
tapi kuakui “ kehebatanmu”
kau tak peduli cercaan itu
kau yakin karena benar
bahwa kau bukan pembohong
bukan pengkhianat
bukan dewa siwa
Kau biarkan dicerca
kau biarkan mereka berteriak
kau tahu mereka akan berhenti
capai kehabisan tenaga
dan semua hening terus diam
diam diam dan terus diam hingga akhir kuasamu
salam untukmu wahai bupatiku
No comments:
Post a Comment