Kisah sengsara Yesus Kristus yang diwujudkan umat Katholik melalui
Jalan Salib merupakan ungkapan kesedihan yang patut direnungkan bagi setiap
umat yang percaya.
Jalan salib tidak sekedar dipentaskan oleh kaum muda mudi tetapi menjadi momentum membangkitkan kesadaran dalam menjejaki kehidupan di muka bumi.
Jalan salib tidak sekedar dipentaskan oleh kaum muda mudi tetapi menjadi momentum membangkitkan kesadaran dalam menjejaki kehidupan di muka bumi.
Sebagai anak Allah
Yesus bersedia menderita disiksa. Ia menyerahkan diri dianiaya demi menebus
dosa-dosa
manusia. Karena itu, bagi setiap umat yang percaya harus sadar dan
bangkit dari kegelapan untuk meraih terang kristus. Sadar untuk mengikuti
perintah-Nya dan sadar untuk menjauhi larangan-Nya.
Dalam kisah
sengsara tersebut, Yesus dibantu oleh Simon untuk memikul salib. Salib yang
mengartikan beban dosa yang ditebus Yesus melalui jalan salib. Pada kondisi
tersebut mengartikan bahwa Yesus tidak sendiri tetapi Dia membutuhkan orang
lain. Di sini dapat kita maknai bahwa Yesus pun membutuhkan orang lain untuk
menjalani hidup yang begitu berat dan keras.
Artinya bahwa
Yesus mengajak kita untuk tidak sendirian dalam menjalani kehidupan. Kehidupan
yang penuh tantangan tak bisa kita hadapi secara sendiri tetapi harus
membutuhkan orang lain. Bagi saya, orang lain dimaksudkan terutama adalah Yesus
itu sendiri. Dalam setiap persoalan harus kita sandarkan kepada Yesus.
Mari kita
renungkan tulisan singkat ini semoga dapat membangkitkan tidur kita yang
dilelapkan oleh dosa. Semoga semua dosa dan kesalahan kita dikuburkan dan
diampuni melalui kematian Yesus. Dan semoga melalui kebangkitan kita dapat
memperbaharui hidup sesuai perintah dan larangan-Nya.
Ditulis di rumah kontrakan, Jumad/03/04/2015
No comments:
Post a Comment